Bolt tensioning tools adalah berbagai jenis peralatan dan juga metode yang digunakan dalam proses pengencangan atau pelepasan baut. Biasanya proses ini dibantu dengan menggunakan peralatan hydraulic, mislakan seperti hydraulic torque wrench. Karena dalam beberapa industri proses pelepasan dan pengecangan baut, tidak mungkin dilakukan dengan tenaga manusia.

Baut sendiri merupakan komponen penghubung yang digunakan untuk menyambungkan dua hal. Misalkan pada pipa-pipa di industri gas, pada sambungan flange atau pipa haruslah diperhatikan, karena ada banyak faktor yang menentukan apakah sambungan pipa tersebut aman dan bebas dari kebocoran.

Salah satu hal penting yang menentukan tersebut adalah urutan pada proses pengecangan baut. Urutan pengecangan baut dan beban yang diterapkan memiliki pengaruh besar pada integritas sambungan.

Mengapa Urutan Pemasangan Bolt Tightening Penting?

Urutan pengencangan baut menjadi penting dikarenakan untuk membuat sambungan pipa atau flange menjadi aman dan bebas dari kebocoran. Supaya sambungan flange aman, maka penting untuk mengotrol variasi tegangan pada komponen sambungan pipa. Dalam hal ini, maka diperlukan kompresi secara merata pada seluruh permukaan pipa.

Hal ini dikarenakan jika mengencangkan baut yang berdekatan ketika baut yang berlawanan masih longgar, maka akan menghasilkan kompresi yang tidak rata sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan pada paking.

Pipa harus disatukan secara perlahan dan sejajar. Dalam praktiknya, maka dimulai dengan menggunakan pola pengecangan baut yang benar pada beban parsial, kemudian melakukannya lagi pada beberapakali operan baut setiap kali menambah beban.

Pola Pengencangan Baut

Pola pengencangan baut biasanya diatur dalam standar ASME (American Society of Mechanical Engineers) PCC-1-2019. Standar ini memberikan beberapa opsi untuk urutan pengencangan yang jika diikuti dengan benar akan membantu memastikan sambungan pipa bebas dari kebocoran.

Secara umum, sebelum baut dikencangkan akan diberikan nomor secara berurutan terlebih dahulu (1,2,3,4 dll) searah jarum jam di sekitar flange. Terdapat dua metode berbeda yang biasnaya digunakan untuk mengencangkan baut. Misalkan pada metode pertama, penomoran baut dilakukan dengan mudah yaitu searah jarum jam.

Kemudian dalam melakukan pengencangan dilakukan dengan mengikuti urutan nomor yang sesuai prosedur. Contohnya, mulai dari baut 1 kemudian 7, baut nomor 3, 10, 2 dan seterusnya sesuai petunnjuk. Sedangkan metode kedua menggunakan penomoran baut yang tidak berurutan, mulai dari nomor 1, 9, 5, 3, 11, dan seterusnya.

Namun, urutan pengencangan dilakukan dengan mengikuti urutan angka yang benar yaitu 1,2,3,4, dan seterusnya sesuai dengan petunjuk. Biasanya penomoran ini lebih sering digunakan kepada teknisi yang sudah memiliki pengalaman yang mumpuni.

Artikel : Cara Tepat Mengeluarkan Udara pada Hydraulic Cylinder

Pengelompokan Baut Flange 48

Urutan tersebut digunakan pada flange yang memiliki 12 baut. Sedangkan pada flange yang sangat besar, hingga memiliki 48 baut, memiliki proses yang berbeda. Pada 4 baut yang berdekatan akan dikelompokkan sebagai baut nomor 1 sehingga menghasilkan 12 kelompok. Kemudian baru dikencangkan sesuai dengan pola yang diinginkan sebelumnya.

Misalkan jika menggunakan metode penomoran baut yang berurutan, maka mengencangkan 4 baut pada kelompok baut 1 terlebih dahulu, baru kemudian pindah ke kelompok 7, kelompok 4, kelompok 10, dan demikian seterusnya.

Selain itu, ada juga pola perakitan alternative yang dapat digunakan. Contohnya, pola perakitan kuadran yang mengikuti urutan kuadran persegi dan digunakan pada pipa dengan baut 16 baut atau lebih. ada juga pola melingkar, pola multi baut simultan dan lainnya.

Itulah penjelasan mengenai pentingnya urutan pada proses bolt tightening dengan menggunakan bolt tensioning torque dan dibantu dengan alat hydraulic torque wrench.

Rate this post

1 comment on “Pentingnya Urutan Pemasangan pada Proses Bolt Tightening

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *